Home » Berita » Belajar dari Kisah Nabi Ibrahim AS

Belajar dari Kisah Nabi Ibrahim AS

Pendahuluan:

  1. An-Nisa’ Ayat 125
  • وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا مِّمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗوَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).

 

Kisah Nabi Ibrahim AS adalah salah satu kisah yang penuh inspirasi dan pelajaran berharga bagi umat Muslim. Beliau adalah sosok yang taat, sabar, dan tawakal kepada Allah dalam setiap langkah hidupnya. Dalam konteks keuangan dan perencanaan keuangan syariah, terdapat banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah beliau. Artikel ini akan menggali beberapa pelajaran penting dari kisah Nabi Ibrahim AS yang dapat membimbing kita dalam mengelola keuangan dengan bijaksana.

 

  1. Keberanian dalam Menghadapi Tantangan:

Nabi Ibrahim AS memiliki keberanian yang luar biasa dalam menghadapi tantangan hidupnya. Ketika diperintahkan untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi menuju tempat yang belum diketahui, beliau tawakal kepada Allah dan mengikuti perintah-Nya tanpa ragu. Pelajaran yang dapat kita ambil dari sini adalah memiliki keberanian untuk mengambil langkah-langkah finansial yang berani, seperti memulai usaha baru atau melakukan investasi yang potensial, dengan keyakinan bahwa Allah akan melindungi dan membimbing kita.

 

  1. Ketaatan dan Kesabaran dalam Menghadapi Cobaan:

Kisah Nabi Ibrahim AS juga mengajarkan tentang ketaatan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan. Ketika beliau diperintahkan untuk mengorbankan putra kesayangannya, beliau dengan tulus patuh kepada perintah Allah meskipun sulit bagi hatinya. Dalam keuangan, kita juga sering dihadapkan pada cobaan seperti kerugian investasi atau kesulitan finansial. Namun, kita perlu mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS dengan tetap bertawakal, bersabar, dan mengambil pelajaran dari setiap cobaan yang kita hadapi.

 

 

  1. Kehati-hatian dalam Pengelolaan Aset:

Nabi Ibrahim AS juga menunjukkan kebijaksanaan dan kehati-hatian dalam mengelola aset. Ketika beliau membangun Ka’bah, beliau melibatkan keluarga dan memastikan setiap langkah diambil dengan cermat. Dalam perencanaan keuangan, penting bagi kita untuk mempertimbangkan kebijakan dan strategi yang bijaksana dalam mengelola aset kita. Menyusun anggaran, melakukan investasi yang sesuai, dan menjaga kestabilan finansial adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan.

 

  1. Tawakal kepada Allah dalam Segala Hal:

Salah satu pelajaran paling penting dari kisah Nabi Ibrahim AS adalah tawakal kepada Allah dalam segala hal, termasuk dalam perencanaan keuangan. Beliau mengandalkan Allah dalam setiap keputusan dan perjalanan hidupnya. Dalam mengatur keuangan, kita juga perlu mengandalkan Allah dengan meminta petunjuk-Nya, berdoa untuk rezeki yang halal, dan mengingat bahwa segala sesuatu di tangan Nya. Allah adalah pemilik sejati dari segala kekayaan dan rezeki. Ketika kita memiliki tawakal yang kuat kepada-Nya, kita akan merasakan ketenangan dalam mengelola keuangan kita.

 

Dalam Al-Quran, Allah berfirman dalam Surah At-Talaq (65:3): “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” Ayat ini mengajarkan kita untuk mengandalkan Allah dalam urusan keuangan kita dan percaya bahwa Dia akan menyediakan apa yang kita butuhkan.

 

Hadis juga menguatkan pentingnya tawakal kepada Allah. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan benar, tentu Allah akan memberikan rezeki sebagaimana Dia memberikan kepada burung-burung yang pergi pada pagi hari dengan perut kosong dan kembali di sore hari dengan perut kenyang.”(HR. Attirmizi)

 

Dalam perencanaan keuangan syariah, kita harus senantiasa mengingat prinsip-prinsip Islam dalam pengelolaan keuangan kita. Selain menjaga aspek kehalalan dalam pendapatan dan pengeluaran, kita juga harus mengutamakan tawakal kepada Allah dalam setiap langkah. Berikut beberapa langkah praktis yang dapat kita ambil:

 

  1. Membaca doa dan menghadapkan niat kepada Allah sebelum memulai setiap aktivitas keuangan.
  2. Berinfaq dan bersedekah secara rutin sebagai wujud rasa syukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan.
  3. Membuat rencana keuangan yang bijaksana, termasuk menyusun anggaran, mengelola utang dengan hati-hati, dan melakukan investasi yang sesuai dengan prinsip syariah.
  4. Meminta petunjuk dan bimbingan kepada Allah dalam mengambil keputusan keuangan yang penting.
  5. Menjaga kesederhanaan dan menghindari perilaku konsumtif yang berlebihan.

 

Dengan mengikuti teladan Nabi Ibrahim AS dan mengutamakan tawakal kepada Allah, kita dapat mengelola keuangan kita dengan bijaksana dan mendapatkan keberkahan dalam setiap langkah. Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya tawakal kepada Allah dalam perencanaan keuangan syariah. Wallahu a’lam bisshawab.