Site icon finansha

Pentingnya Membuat Perencanaan Keuangan Syariah

Berikut akan diuraikan empat alasan utama pentingnya membuat perencanaan keuangan syariah.

Perencanaan keuangan syariah

1. Adanya Inflasi/ Biaya Hidup Semakin Mahal

Nilai Uang saat ini (Present Value) tidak akan sama dengan uang diwaktu yang akan datang (Future Value), hal ini karena ada faktor Inflasi yang mempengaruhi nilai uang. Inflasi adalah kenaikan harga secara umum yang secara langsung menyebabkan turunnya nilai mata uang.

Sebagai contoh, saya masih sangat ingat ketika saya duduk di bangku SD, mendapatkan uang saku sebesar Rp 200, uang itu digunakan Rp 100 untuk membayar angkutan umum dan Rp 100 lainya untuk jajan. Saat ini uang Rp 200 sangatlah kecil. Bahkan untuk toilet umum saja biayanya sebesar Rp 2000.

2. Kebutuhan Hidup Semakin Banyak

Saat masih sekolah atau masih tinggal dengan orang tua, mungkin kita tidak terlalu mengambil pusing untuk mencari pendapatan atas pemenuhan kebutuhan hidup. Semua kebutuhan telah dipenuhi oleh orang tua. Saat pertama kali mendapatkan gaji atau pendapatan mungkin juga tidak terlalu pusing karena biaya hidup masih tidak banyak. Tapi bagaimana jika mulai merencanakan menikah. Biaya pernikahan dan biaya memenuhi kebutuhan hidup setelah menikah tentunya tidak sedikit. Bagaimana jika sudah memiliki anak, satu anak dan seterusnya. Berapa biaya hidup yang harus dipenuhi. Apakah cukup semua pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hingga nanti pensiun atau sudah tidak bisa beraktifitas.

3. Banyak Pilihan Produk Keuangan

Seiring perkembangan zaman dan semakin majunya industri keuangan, terutama keuangan syariah di Indonesia. Maka, semakin banyak alternatif pilihan produk syariah. Zaman dahulu mungkin orang tua atau kakek nenek kita hanya cukup berinvestasi di tanah atau emas. Saat ini sudah sangat bervariasi seperti adanya Reksadana, Deposito, Obligasi/ Sukuk. Ada berbagai macam jenis reksadana, begitu juga dengan Obligasi yang banyak jenisnya. Tentunya kita harus cermat dalam penggunaanya karena setiap produk punya karekteristik berbeda dan manfaat berbeda-beda.

Apabila salah dalam pemilihan produk, manfaat yang diperoleh tidak akan maksimal. Belum lagi belakangan ini banyak sekali penawaran produk investasi yang termasuk dalam kategori investasi bodong. Kalau sudah terkena investasi bodong, bukannya mendapatkan imbal hasil justru uang yang kita investasikan akan amblas.

Baca Juga : Pengelolaan Keuangan Pribadi

4. Pengelolaah harta akan dipertanggung jawabkan di hari akhir

Perencanaan keuangan syariah serta pengelolaan keuangan harus benar-benar diperhatikan. Meskipun harta bukanlah segalanya untuk mencapai kehidupan di akhirat. Tetapi apa yang diperoleh dan dbelanjakan atau dimanfaatkan atas harta merupakan salah satu yang dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.

“Seorang anak Adam akan ditanya dari mana hartanya diperoleh dan untuk apa saja harta tersebut dibelanjakan” (HR Abu Daud).

Hadits lain yaitu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang menggambarkan keadaan hari kiamat adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Dalam Hadits tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir jilid 10 hal 8 Hadits no. 9772 dan Hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah al-AHadits ash-Ashahihah no. 946)

Dalam Hadits tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepada kita bahwasanya, kelak di hari kiamat setiap Bani Adam (manusia) akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala mengenai 5 (lima) perkara, diataranya adalah tentang:

  1. Umurnya
  2. Masa mudanya
  3. Hartanya (dari mana ia dapatkan)
  4. Hartanya (dalam hal apa ia belanjakan)
  5. Ilmu yang dimilikinya

Bagaimana kita mempertanggung jawabkan poin ke 3 dan ke 4 kelak. Disinilah alasan utama perlunya membuat catatan dan merencanakan keuangan keluarga dengan cara sesuai Al-Quran dan Hadits. Salam Finansha

Exit mobile version