Site icon finansha

Mau Investasi? Cek ini Terlebih Dahulu

Mau Investasi

Penulis: Marviarum Eka Ramdiati, SE, RIFA, RFC

Mau Berinvestasi

Berinvestasi adalah salah satu cara yang strategis untuk dapat menghasilkan uang yang lebih. Dengan berbagai macam pilihan jenis dan produk investasi yang ada saat ini, masih banyak yang bingung investasi apa yang pas untuk dipilih. Seorang klien yang mendadak mendapatkan bonus dari kantornya, bertanya “Kira-kira investasi apa sich yang paling b

 

aik?” Pertanyaan itu sepertinya sederhana, tetapi sebagai perencana keuangan, saya tidak bisa begitu saja memberikan rekomendasi jenis investasi atau nama produk yang bisa dipilih. 

Anjuran untuk berinvestasi melalui kisah nabi Yusuf yang kemudian diabadikan didalam Quran Surat Yusuf 46-47:

يُوْسُفُ أَيُّهَا الصِّدِّيْقُ أَفْتِنَا فِيْ سَبْعِ بَقَرٰتٍ سِمَانٍ يَّأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَّسَبْعِ سُنْبُلٰتٍ خُضْرٍ وَّأُخَرَ يٰبِسٰتٍۙ لَّعَلِّيْ أَرْجِعُ إِلَى النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُوْنَ ٤٦

Ayat 46. “Yusuf, wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami (takwil mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi betina) yang kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui.” 

قَالَ تَزْرَعُوْنَ سَبْعَ سِنِيْنَ دَأَبًاۚ فَمَا حَصَدْتُّمْ فَذَرُوْهُ فِيْ سُنْبُلِهٖ إِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّا تَأْكُلُوْنَ ٤٧

Ayat 47. Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. 

Ayat tersebut mengingatka kita bahwa didalam kehidupan ini tidak selalu mulus, bisa jadi ada masa-masa sulit. Oleh karena itu hendaklah kita bijak dalam menghadapinya sehingga sebelum sat itu tiba maka kita akan lebih siap. 

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis dan produk atau instrumen investasi. Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki kebutuhan, tujuan dan pribadi yang berbeda-beda. Lalu apa saja yang wajib diperhatikan dan dilakukan sebelum memilih jenis dan produk investasi. 

Sehat Kondisi keuangan (Cashflow Positif)        
Hal pertama yang harus dperhatikan sebelum memilih investasi adalah mengevaluasi kondisi keuangan kita. Apakah Cash Flow keuangan kita sudah positif atau belum. Apakah rasio hutang kita sudah ideal apa belum. Bagaimana mungkin berinvestasi jika memenuhi kebutuhan hidup saja masih kurang. Memang idealnya investasi dilakukan di awal saat mendapatkan income (gaji) baru setelah itu dipisahkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan hidup hingga akhir bulan. Tetapi budget untuk kebutuhan hidup juga harus rasional. Jangan sampai memaksakan diri untuk berinvestasi tetapi dipenghujung bulan berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Memiliki Dana Darurat (Idealnya 3-12x Pengeluaran Bulanan)        

Anda tentunya tidak ingin jika uang yang Anda investasikan menguap atau terpakai  apabila tiba-tiba ada kebutuhan darurat seperti kecelakaan, terkena PHK atau musibah lainnya. Ini mengapa perlunya Anda memiliki cadangan dana darurat sebelum berinvestasi. Idealnya dana darurat yang dimiliki setiap individu berbeda. Bagi yang single dana darurat yang dimiliki minimal 3 bulan biaya hidup. Bagi yang sudah menikah dan belum memiliki anak idealnya dana darurat sebesar 6 bulan biaya hidup. Sedangkan bagi keluarga yang sudah memiliki anak idealnya minimal memiliki dana darurat sebesar 12 bulan atau 1 tahun biaya hidup. 

Cek Profil Resiko
Dalam berinvestasi, karakteristik setiap individu berbeda-beda. Secara umum terdapat lima kelompok tipe investasi berdasarkan profil resiko. Pengelompokan ini berdasarkan seberapa berani dari masing-masing individu mengambil resiko akan uang yang diinvestasikan. Sebagai calon investor wajib mengetahui profil resiko untuk menentukan instrumen investasi yang akan dipilih. Tingkat resiko yang berani diambil akan berbanding lurus dengan potensi return yang diharapkan. Semakin besar resiko yang berani diambil maka semakin besar keuntungan yang kemungkinan diperoleh atau dikenal dengan istilah High Risk High Return. 

  1. Tipe investor konservatif. Tipe investor konservatif cenderung memilih instrumen investasi dengan keuntungan yang layak dan cenderung stabil. Mereka khawatir nilai investasi (modal awal) akan berkurang sehingga memilih investasi dengan resiko yang rendah.
  2. Tipe investor Moderat. Tipe investor moderat berani mengambil resiko yang lebih tinggi untuk dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Meskipun masih ada kehati-hatian dan membatasi jumlah dana yang akan diinvestasilan pada level risiko tertentu.
  3. Tipe investor Agresif. Tipe investor agresif memiliki keberanian untuk menerima resiko yang sangat tinggi (risk taker). Berani menginvestasikan sebagian besar dananya pada investasi yang beresiko untuk bisa mendapatkan return yang jauh lebih besar. 

Tentukan Tujuan Keuangan
Salah seorang rekan yang baru dua tahun memiliki Reksadana Saham berniat mencairkan dana investasinya. Beliau kebingungan kok nilainya turun saat ingin mencairkanya. Hal itu sama saja jika ingin pergi ke Surabaya tetapi membeli tiket pesawat ke Medan. Agar investasi tidak sia-sia, tetapkan dahulu tujuan keuangan yang ingin dicapai, kapan dan berapa dana yang harus tersedia untuk memanuhi tujuan keuangan tersebut.

Dana renovasi rumah tiga tahun lagi tidak bisa ditempatkan pada satu produk yang sama dengan Dana Pendidikan anak. Untuk itu tetapkan tujuan keuangan Anda, kapan jangka waktu ingin tercapainya dan kira-kira berapa rupiah dana yang diperlukan nantinya. 

Pilih Produk
Apabila sudah mengetahui profil resiko dan tujuan keuangannya; kapan pencapaiannya dan berapa kira-kira yang dibutuhkan, baru mencari jenis dan produk investasi yang tepat. Ibarat ingin berpergian ke luar negri tentunya berbeda moda transportasi yang digunakan dengan berpergian domestik atau dalam negri. Untuk tujuan jangka pendek misalnya bisa menggunakan produk Deposito. Sedangkan tujuan jangka menengah dan panjang contohnya bisa menggunakan reksadana atau berbagai jenis produk lainnya.  Dengan banyaknya lembaga keuangan dan bermacam-macam pilihan produk sekarang ini. Sebaiknya cari alternatif beberapa macam produk sebelum memilih satu produk yang tepat yang akan dipilih. Pelajari terlebih dahulu produk dan lembaga keuangan yang mengeluarkan produk tersebut. Pastikan produk tersebut bukan jenis investasi yang abal-abal, yang tidak memiliki ijin resmi dan tercatat di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sebagai lembaga resmi yang mengawasi industri keuangan di Indonesia. Berhati-hati lah dengan maraknya investasi bodong belakangan ini.  

Semoga bermanfaat. Be Smart, wealthy today and Achieve financial freedom
Penulis: Marviarum Eka Ramdiati

Exit mobile version