Harta adalah kebaikan dan nikmat dari Allah dan Allah menjadikan harta untuk memenuhi kepentingannya dan juga untuk menguji manusia saat mereka menggunakan harta tersebut. kalian.
Dari Khaulah al-Anshariyyah radhiyallahu ‘anha beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ رِجَالاً يَتَخَوَّضُونَ فِي مَالِ اللَّهِ بِغَيرِ حَقٍّ، فَلَهُمُ النَّارُ يَومَ القِيَامَةِ
“Ada sejumlah orang yang membelanjakan harta Allah secara serampangan atau asal-asalan dengan cara yang tidak benar, maka untuk mereka neraka pada hari Kiamat.” (HR. Bukhari di dalam kitab Fardul Khamsi bab Firman Allah Fa Innalillahi Khumusahu hlm. 3118)
Harta dalam hadits ini disebut dengan مال الله (maalillah).
Alah SWT menjadikan harta untuk kepentingan hamba, maka harta adalah nikmat dari Allah, Allah menyebut harta dengan kebaikan yang besar dalam firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 180,
كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِن تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ
“Diwajibkan atas kalian jika tanda-tanda kematian telah mendatangi kalian, jika dia meninggalkan kebaikan (meninggalkan harta) yang banyak maka kami wajibkan untuk berwasiat
Dan firman Allah dalam surat al-Adiyat ayat 8,
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
“Dan sungguh manusia mencintai al-khair (al-mal, yaitu harta) dengan cinta yang sangat besar.”
Mengetahui kondisi keuangan diri sendiri dan keluarga merupakan langkah awal untuk mencapai tujuan keuangan atau mencapai apa yang diinginkan dimasa yang akan datang.
Tahu apa yang menjadi prioritas keuangan saat ini dan tahu mana yang sekedar keinginan sehingga pada saat mengambil keputusan keuangan dalam keadaan sadar sesuai dengan realita keuangan.
Sehingga pada saat Allah SWT meminta pertanggung jawabannya kepada Kita maka Kita sadar dan tahu darimana harta Kita berasal dan kemana harta Kita dibelanjakan.